Pendampingan dan Pengujian Standar Instrumen Pertanian Kopi Arabika di Bangli
Bangli - Hari Selasa, 5 Desember 2023, BSIP Bali menyelenggarakan kegiatan Temu Lapang kegiatan Pendampingan dan Pengujian Standar Instrumen Pertanian Komoditas Kopi Arabika, bertempat di Desa Blantih, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang diikuti oleh Kelompok Tani Dharma Kriya Desa Belantih sebagai peserta. Dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Perwakilan Karantina Denpasar, Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), Koordinator BPP Kintamani Barat, PPL Wilbin dan Sekretaris Desa Belantih.
Kepala BSIP Bali, Dr. I Made Rai Yasa, MP., dalam kesempatan tersebut menyampaikan tentang potensi pengembangan kopi di Bali. Diawali dengan memperkenalkan tugas dan fungsi baru BSIP Bali setelah tranformasi dari BPTP Bali Rai Yasa menyampaikan bahwa kebutuhan kopi setiap tahunnya secara nasional terus meningkat, terlihat dari jumlah outlet kopi di Indonesia tahun 2016 hanya sekitar seribuan outlet, saat ini sudah mencapai lima ribuan. “ Data dari Karantina Indonesia juga menunjukkan trend ekspor kopi yang terus meningkat. “Saat ini arah permintaan kopi dari negara-negara pengimpor kopi adalah kopi organik, oleh karena itu petani kopi harus mulai memproduksi kopi organik” Jelasnya.
I Nyoman Adijaya, SP, MP., (Analis Standardisasi BSIP Bali) sebagai penanggung jawab kegiatan melaporkan tentang bagaimana kegiatan Pendampingan dan Pengujian Standar Instrumen Pertanian Komoditas Kopi Arabika di Desa Belantih dilaksanakan. Disampaikan hasil analisis kesesuaian antara budidaya cara petani sendiri dengan Good Agriculture Pratices (GAP) kopi arabika petani di Kelompok Dharma Kriya tahun 2023. Disebutkan beberapa hal yang biasa dilakukan petani tidak sesuai dengan GAP, hanya pengendalian gulma dan cara panen yang sudah sesuai dengan GAP. Bahkan menurutnya beberapa petani kopi sudah mengetahui teknik pemeliharaan kopi arabika yang benar akan pelaksanaannya belum dilakukan oleh petani.
Lebih lanjut Adijaya juga menyampaikan berdasarkan hasil analisis uji tanah, kondisi kesuburan lahan kopi petani di Desa Blantih, Kecamatan Kintamani rata-rata sudah menurun dan pH nya rendah, sehingga diperlukan aplikasi pembenah tanah seperti pengapuran untuk dan pupuk organik untuk meningkatkan pH serta kesuburannya.
Ketua Kelompok Tani Dharma Kriya, I Wayan Selamat, SE., menyampaikan terima kasih atas pendampingan dan binaan dari BSIP Bali. Dikatakan bahwa kelompoknya yang baru berdiri selama tiga tahun saat mencoba melakukan pengolahan kopi. Menurutnya dengan adanya pengolahan kopi tersebut mereka kini mendapatkan nilai tambah. “Kopi yang biasanya kami jual dalam bentuk gelondong merah ke pengepul kini usai bekerja di kebun kopi yaitu sekitar jam lima sore kami semua anggota kelompok bekerja melakukan pengolahan, dan hasilnya tahun lalu kami mendapat nilai tambah sebesar delapan belas juta tahun ini sudah mencapai tigapuluh juta” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Ir. I Wayan Sarma menyampaikan sebagaimana diketahui bahwa kopi arabika Kintamani sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis sejak tahun 2008. Ini artinya kopi arabika Kintamani memiliki keistimewaan baik secara kualitas dan rasa dengan kopi-kopi arabika di daerah lain. Potensi seperti ini ke depan harus kita kembangkan bersama-sama”, ujarnya.
Sebagai penutup acara temu lapang diisi dengan pemaparan tentang pemasaran dan agribisnis kopi arabika oleh Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI), serta bagaimana persyaratan jika ingin melaksanakan ekspor kopi arabika oleh perwakilan dari Karantina Denpasar.